Gaya Hidup dan Konsumerisme

Gaya Hidup dan Konsumerisme

Kotler (2002) menyebutkan pola hidup (lifestyle) sebagai pola hidup seorang di dunia yang dilukiskan dalam kegiatan, ketertarikan, dan penilaiannya. Pola hidup memvisualisasikan “keseluruhnya diri seorang” dalam berhubungan dengan lingkungannya.

Lebih dari itu pola hidup yang dikenal juga dengan bagaimana orang habiskan waktunya (kegiatan), apa yang terpenting orang pikirkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang sedang pikirkan mengenai diri kita dan dunia disekelilingnya (penilaian).

Minor dan Mowen (2002) pahami pola hidup dari sudut pandang sikap yakni memperlihatkan bagaimana orang hidup, bagaimana visit here belanjakan uangnya, dan bagaimana membagikan waktu. Dalam kata lain, pola hidup menggambarkan keseluruhnya individu yang berhubungan pada lingkungan (Suratno dan Rismiati, 2001)

Dalam sudut pandang sosiologi, pola hidup ialah langkah seorang hidup. Sesuatu pola hidup ialah karakter sikap yang logis untuk ke-2 seseorang dan diri kita pada suatu waktu dan tempat, termasuk jalinan sosial, konsumsi, selingan, dan kenakan pakaian.

Dari sejumlah opini di atas pola hidup bisa dirumuskan sebagai pola hidup seorang yang dipastikan pada aktivitas, ketertarikan dan gagasannya saat belanjakan uangnya dan bagaimana membagikan waktu dan tempat.

Dalam masalah ini, termasuk saat lakukan jalinan sosial, konsumsi, selingan, dan kenakan pakaian. Sikap dan praktik dalam “pola hidup” ialah kombinasi rutinitas, beberapa cara konservatif saat lakukan suatu hal, dan berargumen perlakuan.

Sesuatu pola hidup umumnya menggambarkan sikap pribadi, beberapa nilai atau pandangan dunia. Oleh itu, pola hidup ialah fasilitas untuk menimpa sesuatu kesadaran diri untuk membuat budaya dan beberapa simbol yang beresonansi dengan jati diri individu.

Garis di antara jati diri individu dan perlakuan setiap hari ialah refleksi pola hidup tertentu jadi kabur dalam warga kekinian. Untuk contoh, “pola hidup hijau” bermakna menggenggam kepercayaan dan terturut dalam kegiatan yang konsumsi sumber daya lebih sedikit dan kurang menghasilkan sampah beresiko (yakni lebih kecil karbon).

Selanjutnya, turunkan sesuatu kesadaran diri dari menggenggam keyakinan ini dan terturut pada aktivitas ini. Pola hidup ini bertalian kuat secara termin konsumtivisme dan konsumerisme. Pola hidup konsumtif memvisualisasikan sikap hidup yang tak lagi pertimbangkan manfaat atau fungsi saat beli barang, tetapi pertimbangkan prestise yang menempel pada barang itu.

Pola hidup konsumtif (consumtive) ialah sikap yang boros, yang konsumsi barang atau jasa dengan terlalu berlebih (konsumtivisme). Konsumtivisme ialah sikap berkonsumsi yang boros dan terlalu berlebih, lebih memprioritaskan kemauan dibanding keperluan. Pola hidup ini tidak ada rasio fokus atau bisa disimpulkan sebagai pola hidup yang bermewah-mewah.

Pola hidup konsumtif memandang barang eksklusif sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan, dan pelampiasan diri kita. Pola hidup konsumtif akan memunculkan sesuatu keperluan yang sebelumnya tidak pernah dapat dipenuhi oleh apa yang dimakan dan membuat orang terus konsumsi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *